TUGAS
ILMU
GIZI
TENTANG
DIET
PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
IV
ANNISA
MUTIARA SUKMA
GITA
SUKMA NINGSIH
MIA
PUTRI
RESI
ANDRIANI
NOFRINALDI
DWI PUTRA
PEMBIMBING:
NS.VIKI YUSRI,S.KEP
DIII
KEPERAWATAN II-B
STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2013/2014
PENGANTAR
Puji syukur
penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua
sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas ILMU GIZI .Tak lupa penyusun
ucapkan terima kasih
kepada semua pihak
yang telah membantu
dalam proses penyelesaian
makalah ini.
Penyusun telah berupaya
maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun demikian
masih banyak kekurangan. Untuk itu penyusun menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun penyempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang
berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan
mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri
atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan
absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi
zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain
terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau
hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker.
Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum,
sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.
Manifestasi yang terjadi
pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi hematenesis,
melena dan hematokesia. Menurut lokasinya,
penyakit saluran cerna dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna
atas dan penyakit saluran cerna bawah.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Diet pada pasien penyakit lambung.
2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus
halus dan usus besar.
3. Diet
pada saluran perncernaan
C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan pembuatan
makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah gizi yang diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan
kepada pembaca tentang diet pada pasien
dengan penyakit lambung, usus halus, dan usus besar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PADA PASIEN PENYAKIT LAMBUNG
Penyakit lambung atau
gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker
lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena
kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya
berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat
kenyang.
1.
TUJUAN DIET
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan
secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi
asm lambung yang berlebihan.
2.
SYARAT DIET
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil
dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup,
sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 –
15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap hingga
sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama
serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5. Cairan cukup, terutama
bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan
makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia (
disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada
gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di
lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat
diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat pada
lambung.
3.
MACAM DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus
abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.
1. DIET LAMBUNG 1
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring
dan merupakan perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase
akut teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama
1 – 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan
vitamin C.
2. DIET LAMBUNG II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada
pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis
ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali
makanan lengkap dan 2 – 3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energy,
protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan
|
Berat (g)
|
Urt
|
Beras
Roti
Maizena
Daging
Telur ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Margarine
Gula pasir
Susu
|
90
40
20
100
100
100
250
200
35
65
300
|
3,5 gls bubur
2 iris
4 sdm
2 ptg sdg
2 btr
4 ptg sdg
2,5 gls
2 ptg sdg
papaya
3,5 sdm
6,5 sdm
1,5 gls
|
Nilai Gizi
Energi 1942 kkal Besi 28,5 mg
Protein 75 g Vitamin A 15369 RE
Lemak 79 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 241 g Vitamn C 205 mg
Kalsium 817 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
beras 30 g = 1,25 gls
bubur maizena 20 g = 4 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula
pasir 25 g = 2,5 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls susu 100 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarin 5 g = 0,5 sdm
Siang Pukul 16.00
beras 30 g = 1,25 gls
bubur roti 40 g = 2 iris
daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg telur 50 g = 1 btr
sayuran 100 g = 1 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarine 10 g = 1 sdm
Malam Pukul 20.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur susu
200 g = 1 gls
daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
margarine 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Sumber
karbohidrat
Sumber protein
hewani
Sumber protein
nabati
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
|
Beras dibubur
atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit; krekers;
mi, bihun, tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur.
Daging sapi
empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim,
dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur
dalam makanan; susu.
Tahu, tempe
disrebus ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
Sayuran yang
tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis.
Papaya, pisang,
jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.
Margarine dan
mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.
Sirup, teh.
Gula, garam,
vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh.
|
Beras ketan,
beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, dodol,dan
berbagai kue yang terlalu manis dan beremak tinggi.
Daging, ikan
,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng.
Tahu, tempe
digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo.
Sayuran mentah,
sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang
panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.
Buah yang
tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel,
kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak hewan,
santan kental.
Minuman yang
mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.
Lombok, bawang,
merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
|
Contoh Menu Sehari
Pagi Pukul 10.00
bubur nasi/tim nasi pudding
maizena + saos sirup
telur ceplok air
setup wortel
teh
Siang Pukul
16.00
bubur nasi/tim nasi roti
bakar
semur daging giling orak
arik telur
setup bayam
jus papaya
Malam Pukul 20.00
bubur nasi/tim nasi susu
sup ayam giling
tumis labu siam + tomat
pisang
3.
DIET LAMBUNG III
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada
pasien dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang
hamper sembuh. Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi
pasien. Makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya.
Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan
|
Berat (g)
|
urt
|
Beras
Maizena
Biscuit
Daging
Telur ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Minyak
Gula pasir
susu
|
200
15
20
100
50
100
250
200
25
40
200
|
4 gls tim
3 sdm
2 bh
2 ptg sdg
1 btr
4 ptg sdg
2,5 gls
2 ptg sdg
papaya
2,5 sdm
4 sdm
1 gls
|
Nilai Gizi
Energy 2054 kkal Besi 26 mg
Protein 70 g Vitamin A 29103 RE
Lemak 69 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 290 g Vitamn C 204 mg
Kalsium 653 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul
10.00
beras 50 g = 1 gls tim maizena 15 g = 3 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula
pasir 20 g = 2 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
minyak 5 g = 0,5
sdm
Siang dan Malam Pukul
16.00
beras 75 g = 1,5 gls tim biskuit 20 g = 2 bh
daging 50 g = 1 ptg sdg susu 200 g = 1 gls
tempe 50 g = 2 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Sumber
karbohidrat
Sumber protein
hewani
Sumber protein
nabati
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
|
Beras ditim,
nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti, biscuit,
krekers; tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur
Daging sapi
empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.
Tahu, tempe
disrebus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus.
Sayuran yang tidak
banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, buncis, kacang
panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis,
disetup dan diberi santan.
Papaya, pisang,
sawo jeruk manis, sari buah; buah dalam kaleng.
Margarine,
minyak untuk, santan encer.
Sirup, the
encer.
Gula, garam,
vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam
sereh.
|
Beras ketan,
beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, kentang
digoreng, dodol dan sebagainya.
Daging, ikan
,ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu tajam; daging
babi; telur digoreng.
Tahu, tempe
digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo.
Sayuran
dikeringkan.
Buah yang
tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel,
kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak hewan,
santan kental.
Teh kental,
minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.
Lombok, bawang,
merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
|
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
nasi tim/nasi nasi tim/nasi nasi tim/nasi
telur dadar semur ayam ikan bumbu tomat
serup wortel tahu bumbu tomat tim tempa
sayur bening bayam sayur lodeh
papaya pisang
Pukul 10.00 Pukul
16.00
pudding
maizena/agar-agar+saos susu bubur
kacang ijo
susu
4. DIET LAMBUNG IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan
perpindahan dari diet lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan,
gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh.
Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien.
Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah
2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
B.
DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PADA USUS
HALUS DAN USUS BESAR
Penyakit
usus adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare,
disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan
berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak daam feses).
Serat makanan adalah polisakarida non
pati yang terdapat daam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh
enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua
golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang tidak
larut air Adalah beras, gandum,
sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid dan
hipertikulosis.
Serat yang larut
air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat menurunkan absorbs
lemak dan kolesterol darah.
Tujuan diet
penyakit usus
1. Memperbaiki
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengganti
kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
C.
DIET
SALURAN CERNA
Diet
saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare,
gastrities dan tipoid.
a) Flatulensi
Flatulensi (perut kembung) adalah
meningkatnya jumlah gas dalam saluran pencernaan. Flatulensi
disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran pencernaan.
Flatulensi biasanya menyebabkan
nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut. Tetapi hubungan antara
flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang tampaknya
peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya
bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
Seseorang yang sering bersendawa atau mengeluarkan
gas secara berlebihan harus mengubah pola makannya dengan menghindari makanan
yang sulit dicerna. Hal ini bisa
dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya, kemudian buah segar,
sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman
bersoda atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir
konsumsi air bersoda jika terjadi flatulensi.
b) Diare
Diare merupakan feses terlalu cair
yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan zat-zat makanan yang tidak sempurna
dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh beberapa faktor:
1.
Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2.
Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3.
Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi
telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4.
Pemanis buatan
Saat terjadi diare, diet yang
dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara umum yaitu dengan pemenuhan
cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk makanan lunak, bumbu tidak
merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
Dalam diet saat diae, hindari
makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan
berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk
penderita susah buang air besar.
c) Gastrities
Gastrities adalah
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Reeves,2002).
Diet pada penderita gastritis
adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat ad libitum,
yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak
pasien.
Makanan pada diet lambung harus
mudah dicernakan dan mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary
fiber). Makanan
tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam,
mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain
itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
Beberapa makanan yang berpotensi
menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol, rokok, kafein yang dapat
ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan (soft
drinks), dan coklat.
d) Tipoid (Tipes)
Penyebab dari demam tifoid adalah
kuman Salmonella paratyphi yang masuk ke tubuh manusia melalui makanan.
Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung, sebagian lagi lolos masuk ke dalam
usus dan berkembang biak. Kuman kemudian akan menembus epitel dan ke lamina
propia. Di lamina propia, kuman akan dofagositosis dan berkembang biak dalam
makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah
sekitar plague peyeri yang mengalami nekrosis.
Terjadi problem gizi bagi
penderita tipus/gejala tipus karena otot kehilangan protein sebanyak 250-500
gram dari jaringan otot setiap harinya. Cadangan glikogen secara cepat menipis
dan keseimbangan cairan terganggu.
Penyerapan nutrisi mengalami
gangguan akibat traktus gastrointestinal mengalami inflamasi/iritasi/diare
dalam jangka waktu lama.Luka pada intestinum yang parah pada sakit yang
berkepanjangan dapat menyebabkan pendarahan bahkan perforasi usus.
Diet untuk penderita tipoid adalah
dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan. Makanan yang dianjurkan adalah:
1.
Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2.
Susu atau produk-produk turunannya.
3.
Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah
dihaluskan, ikan, unggas, keju, dll.
4.
Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula,
agar-agar, cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.
5.
Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar
motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre,
seperti: daun bayam, labu siam, lobak, pare, terong, wortel, dll.
Sedangkan makanan yang tidak
dianjurkan adalah sebagai berikut:
1.
Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah, makanan
yang dibakar.
2.
Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu
tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
3.
Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
4.
Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
5.
Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung,
batang bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras
tumbuk, dll).
6.
Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak
terlalu baik untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.
Faktor Seseorang Melakukan Diet
Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:
1. Kadar Lemak
Tinggi
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu
program diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak
merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi,
jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh, proses
metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
2. Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan
atau menurunkan masa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks
Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh
model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.
3. Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada
pantangan-pantangan untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi
normal.
4. Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang
memiliki pola makan tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali
mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.
5. Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna,
diabetes dan lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar
tidak memperparah gangguan tersebut.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Diet
a)
Jenis Kelamin
Perilaku diet
menjadi lebih umum diantara anak perempuan ketimbang laki-laki. Berdasarkan
hasil penelitian Vereecken dan Maes ( dalam Papalia, 2008 ), pada usia 15
tahun, lebih dari setengah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet
atau berpikir mereka harus melakukan hal tersebut karena pada umumnya perempuan
memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding laki-laki.
b)
Status Berat Badan
Dwyer (1997)
mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan lebih, lebih perhatian
terhadap berat badan daripada orang yang lebih ringan.
c)
Kelas Sosial
Perilaku diet dan
perhatian terhadap berat badan cenderung terjadi pada orang yang kelas
sosialnya tinggi daripada yang rendah (Dwyer, 1997).
Dampak Perilaku
Diet
Menurut Hawks (2008), perilaku diet
dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu:
a) Dampak Biologis
Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level sistemik cortisol.
Cortisol merupakan pertanda dari timbulnya stres, yang merupakan prediktor
terhadap level rasa lapar dan hal ini merupakan faktor yang berisiko terhadap
timbulnya tulang yang rapuh.
b) Dampak Psikologis
Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan emosional daripada
individu yang tidak diet, dan akan mengalami kecemasan, serta kurangnya
penyesuaian diri yang baik pada area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab,
dan struktur nilai intra personal.
BAB III
PENUTUP
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan,
mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar
(defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan,
gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna
pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang
terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau
kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare
dan kostipasi.
Diet saluran cerna berarti diet
yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Ada pun gangguan
saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan tipoid.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk pembelajaran kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notadmodjo, Soekidjo. (2007).
Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
2. Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan
Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit untuk Perawat dan Dokter.
Jakarta: Andi Publisher
3. Agustina, Elza. 2011. 100% Buku
Pintar Diet Sehat, Diet Obesitas, dan Diet Kesehatan. Jakarta: Gramedia