Rabu, 30 April 2014

Konsep Seksualitas



A.       Konsep Seksualitas
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan seksualitas suatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yangmerupakan kegiatan hubungan fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat jugamenunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam,dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yangsering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk  perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitudimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimanamenjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis.
Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk  pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk  perilaku seks.
Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasra seksual.

B.        Sikap Terhadap Kesehatan Seksualitas
Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dansosialnya misalnya dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar dalam batasan yang diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukanhanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dandihormati.

C.       Respon Seksual
Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi berturut-turut. “Normal” pada umumnya mengacu pada panjang siklus masing-masing fase, dan hasil bercinta yang memuaskan.
Empat tahapan siklus respon seksual :
1.Kegembiraan
2.Plateau
3.Orgasme
4.Resolusi
Keempat fase yang dialami oleh laki-laki dan perempuan, meskipun waktudan panjang durasi dari masing-masing bervariasi antara kedua jenis kelamin.Selain itu, intensitas dari masing-masing fase dapat bervariasi antara setiap orang,dan antara laki-laki dan perempuan.

1.              Fase kegembiraan
adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam. Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan meliputi:
• Peningkatan ketegangan otot
• Peningkatan denyut jantung
• Perubahan warna kulit
• Aliran darah ke daerah genital
• Mulainya pelumasan Vagina
• Testis membengkak dan skrotum mengencang

2.              Fase plateau
adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan yang terjadi dalam fase ini meliputi:            Fase kegembiraan meningkat
                   Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina
                   Klitoris menjadi sangat sensitive
                   Testis naik ke dalam skrotum
                   Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung,dan tekanan darah
                   Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot

3.              Fase orgasme
adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakanfase terpendek, hanya berlangsung beberapa detik. Fase ini memilikikarakteristik seperti berikut:
                   Kontraksi otot tak sadar 
                   Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
                   Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama
                   Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuankekuatan ejakulasi
                   Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh

4.              fase resolusi
adalah ketika tubuh secara perlahan kembali ke tingkat fisiologis normal. Fase resolusi ditandaidengan relaksasi, keintiman,dan seringkali kelelahan. Sering kali perempuan tidak memerlukan fase resolusi sebelum kembali ke aktivitasseksual dan kemudianorgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum orgasme selanjutnya. Seiring pertambahan usia laki-laki, panjang dari fase refraktori akan sering meningkat.

D.       Kehamilan Dan Seksualitas
Perubahan kehidupan seksual dapat terjadi karena perubahan-perubahan yangterjadi secara fisik dan mental, khususnya pada istri dan pasangan itu umumnya. Kondisi yang lemah dari istri seperti karena mual-mual atau muntah, nafsu makanyang menurun akan membuatnya lemah dan keinginan seksualnya menurun. Kadang-kadang walau suami mengajak, istri sering menolak. Hanya bila suamimerasa senang dengan kehamilan itu, dia dapat mengatasinya dengan baik.
Pada wanita yang tidak mengalami muntah atau mual yang serius, makaaktivitas seksual tidak akan terganggu. Bahkan cukup banyak dari mereka yang justru meningkat keinginan seksual serta frekuensi hubungan seksnya karena merasa bahagia telah hamil. Suami-istri senang bersama-sama dan ingin menikmatinya dalam kontak seksual yang sering.
Pada 3 bulan kedua, sekitar 80 persen wanita akan meningkat doronganseksnya. Selain itu, mual atau muntah sudah hilang. Kesehatan umumnya akanmeningkat. Perasaan senang karena hamil. Pada sebagian faktor lain ialah terjadinya pembesaran payudara yang membuat daya tariknya meningkat. Suami akan merasa lebih bergairah melihat istrinya yang payudaranya bertambah besar serta bahagia karena istri telah hamil. Kedua faktor itu membuat suami juga meningkat keinginan seksnya, sehingga pada sebagian besar pasangan kontak seksual akan jauh lebih sering pada periode ini.
Pada 3 bulan ketiga, beban kehamilan itu sudah memberati si Ibu. Banyak wanita yang jadi susah makan. Juga banyak keringat yang membuatnya tidak  bersih, sehingga daya tariknya pun menurun. Selain itu pada kehamilan yang mulai tua, akan timbul peningkatan cairan tubuh. Hampir semua badan letih atau bengkak. Air ditahan dalam badan. Akibatnya, cairan vagina juga bertambah. Ada terasa licin yang mengganggu sehingga kontak seksual menjadi kurang memuaskan.
Pada pasangan-pasangan yang saling mencintai akan senang akan kehamilanitu, pertambahan cairan vagina tak akan mengganggu. Tetapi pada orang-orangyang sangat mendambakan kenikmatan seksual, apalagi bila ada konflik suami-istri, maka kondisi itu dapat menjadi biang keladi kekurang puasan sampai padahubungan seks luar nikah. Bila percekcokan atau hubungan diluar nikah sampaiterjadi, maka perlu dicari penyebabnya. Apakah pribadi suami yangmengakibatkan pertambahan cairan vagina sebagai gara-gara atau ada konflik diantara mereka.
Pada sebagian wanita hamil berat, maka kontak seksual dirasakan ancamanterhadap kehamilan. Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun kearah vagina,maka penis suami dapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang berat ke leher rahim akan membuat seluruh rahim bergerak seolah-seolah mau melahirkan.Bahkan ada yang bisa gugur. Timbul kontraksi rahim yang kuat. Kadang adadarah, ancaman keguguran menjadi kekhawatiran. Karenanya sebagaian wanitamenolak melakukan hubungan seksual pada akhir-akhir kehamilan.
Pada kondisi dimana keguguran sering terjadi, maka sepantasnyalah hubunganseks dilakukan dengan berhati-hati. Bila keguguran telah sering terjadi dankehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya 3 bulan pertamadilarang atau berhenti melakukan hubungan seks.


Sesudah 3 bulan pertama lewat, hubungan seks dapat dicoba kembali dengansangat hati-hati sehingga penis diharapkan tidak membentur daerah rahim. Namun bila terasa sakit atau keluar darah, maka sebaiknya senggama dihentikan.Demikian juga pada akhir-akhir kehamilan. Benturan yang terlalu keras dari penisterutama ke daerah rahim, akan membuat kontraksi rahim sangat kuat seperti akanmelahirkan. Ini membuat si Ibu ketakutan dan kesakitan. Dalam keadaandemikian hubungan seks harus dilakukan hati-hati dan jangan sampai didorongkuat-kuat. Dengan demikian penis tidak terlalu jauh masuk ke dalam namundiharapkan keduanya masih bisa mencapai kepuasan.
Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit. Ada suami yang sudahterbiasa kuat-kuat dengan harapan istri akan lebih puas padahal justru bahaya jadi mengancam. Kemungkinan juga karena keduanya sudah terangsang tinggi, makasecara otomatis dan tanpa sadar mendorong sekuat-kuatnya. Akibatnya timbul benturan penis dengan leher rahim. Inipun akan mengancam keguguran
E.        Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas
Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain:
1.              Ketidak-tahuan mengenai Seks
Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak klitorisnya sendiri. Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak diketahui oleh banyak orang. Masalah ketidaktahuan terhadap seks sudah betul-betul merakyat. Ini berpangkal dari kurangnya pendidikan seks yangsebagian besar dari antara masyarakat tidak memperolehnya pada wakturemaja. Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas informasi, bukan pendidikan. Itu terjadi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan seks di sekolah atau lembaga formal lainnya.
Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari berbagaimedia. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal sekskepada anak-anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak-anaknya tidur dalam satu kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipunsama-sama perempuan atau laki-laki. Demikian halnya denganmenghindarkan anak-anaknya mandi bersama keluarga atau juga teman-temannya.
Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks.Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuaidengan usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut membekali dirinyadengan pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih lagi, perubahanfisik dan emosi anak akan terjadi pada usia 13 – 15 tahun pada pria dan 12 – 14 tahun pada wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertas yaitumasa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula,mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak serta penuhkeingintahuan dan petualangan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak di antara merekatidak menyadari beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Rasa ingin tahu para remaja kadang-kadangkurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Itu pun terjadi akibat kurangnya kontrol orang tua danminimnya pendidikan seks dari sekolah atau lembaga formal lainnya..
2.              Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman ini dalam melakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnyatuntutan hidup, sang wanita harus ikut bekerja di luar rumah demimencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada waktu suami istri pulang darikerja, mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang sedang lelah jarangmerasakan bahwa hubungan seks menarik minat. Akhirnya merekamemilih untuk tidur. Kelelahan bisa menyebabkan bertambahnya usahayang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang akhirnya bisa memadamkan gairah seks.
3.Konflik 
Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang berwujud sebagai perang terbuka atau tidak mau berbicara sama sekalisatu sama lain. Konflik menjadi kendala hubungan emosional mereka.Bahkan ini bisa menggeser proses foreplay. Pasangan dapat mempertajam perselisihan mereka dengan menghindari seks atau mengeluarkanungkapan negatif atau membandingkan dengan orang lain, yang sangatmelukai perasaan pasangannya. Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan bisa menyebabkan sejumlah masalah seksual antara lainmasalah ereksi, hilang gairah atau sengaja menahan diri untuk tidak  bercinta. Perbedaan antara satu orang dan lainnya biasanya tidak baik dantidak juga buruk. Jadi haruslah dipandang hanya sebagai perbedaan.Kemarahan, ketegangan atau perasaan kesal akan selalu menghambatgairah seks.
4.Kebosanan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisadianggap seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi berlebihan sampai ke suatu titik yang membosankan. Yangmendasari rasa bosan itu adalah kemarahan yang disadari atau tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita olehkebanyakan pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-tahun.Sebagian pasangan yang sudah hidup bersama untuk jangka waktu yanglama merasa kehilangan getaran kenikmatan yang datang ketikamelakukan hubungan seks dengan pasangan yang baru. Orang demikianmelihat rayuan penguat ego, dibandingkan bila bersenggama dengan mitra baru.

F. Seksualitas Dalam Proses Keperawatan
1. Pengkajian
katagori :
• klien menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, dll, atauPMS
• klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang kemungkinandapat mempengaruhi  fungsi seksualnya
• klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual

Pengkajian seksual mencakup:
1.Riwayat Kesehatan Seksual
• pertanyaan masa lalu atau tidak mengetahui apakahklien mempunyai masalah kekhawatiran seksual.
2.Pengkajian Fisik 
 inspeksi dan palpasi
3.Identfkasi klien yang beresiko
Misalnya :
• adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibattrauma, dll
• riwayat pnganiayaan seksual.
• kondisi yang tidak menyenangkan
• terapi medikasi spesifik yang dapat menyenangkanmasalah seksual.
• gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen
•konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi denganaturan religi




2.Diagnosa Keperawatana.
a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d):
•Ketakutan kehamilan
•Efek antihipertensi
•Depresi perpisahan dengan perceraian 
b.Disfungsi seksual b.d:
•cedera medulla spinalis
•penyakit kronis
•nyeri
•ansietas mengenai penempatan di RS
c.Gangguan Citra tubuh b.d
•efek masektomi
•disfungsi seksual
•perubahan pasca persalinan
d.Ganguan harga diri b.d
•kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infrak miokardium
•pola penganiayan ketika masih kecil
3.Perencanaan
Tujuan yang dicapai mencakup :
•mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan kesehatanseksual
•meningkatkan pengtahuan seksualitas dan kesehatan
•mencegah PMS
•mecegah kehamilan yang tidak diinginkan
•meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
•memperbaiki konsep seksual diri
4.Implementasi
•Proses kesehatan seksual
•perawat : keterampilan komuniksi yang baik 
• topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan faktor yang berhubungn
•Rujukan mungkin diperlukan


5.Evaluasi
•Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan
•Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah harapanatau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
•Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif dalam artian penting.






Rabu, 23 April 2014

struktur anatomi jantung




Struktur Anatomi Jantung

Jantung dibentuk oleh otot dan jaringan ikat, yang terdiri atas tiga lapisan:
a. Epikardium (lapisan terluar) disusun oleh jaringan ikat.
b. Miokardium (diantara lapisan epikardium dan endokardium) berfungsi untuk mengatur kecepatan denyut jantung.
c. Endokardium (lapisan terdalam) disusun oleh selapis jaringan endothelium.

Pada bagian dalam jantung terdapat suatu sekat ( septum) yang membagi organ :
1) Dua serambi (atrium), yaitu ruangan tempat masuknya darah dari vena, dan
2) Dua bilik (ventrikel), bertanggung jawab untuk memompa darah ke luar jantung.