A.
Konsep Seksualitas
Seksualitas
merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan seksualitas suatu
yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yangmerupakan kegiatan
hubungan fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat jugamenunjukkan gambaran
kualitas kehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab
dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam,dapat berupa
pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.
Seks adalah
perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yangsering disebut
jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina
untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat
luas, yaitudimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural.
Seksualitas dari dimensi
biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk
bagaimanamenjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan
dorongan seksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis
erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual,
identitas peran atau jenis.
Dari dimensi sosial dilihat pada
bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh
lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang
akhirnya membentuk perilaku seks.
Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas
menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan
dorongan atau hasra seksual.
B.
Sikap Terhadap Kesehatan Seksualitas
Kesehatan
seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental dan
sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang
bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dansosialnya misalnya
dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar dalam batasan yang
diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukanhanya tidak adanya
kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai
bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dandihormati.
C.
Respon Seksual
Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap
yang terjadi berturut-turut. “Normal” pada umumnya mengacu pada panjang siklus
masing-masing fase, dan hasil bercinta yang memuaskan.
Empat tahapan siklus respon seksual :
1.Kegembiraan
2.Plateau
3.Orgasme
4.Resolusi
Keempat fase yang dialami oleh laki-laki dan perempuan,
meskipun waktudan panjang durasi dari masing-masing bervariasi antara kedua
jenis kelamin.Selain itu, intensitas dari masing-masing fase dapat bervariasi
antara setiap orang,dan antara laki-laki dan perempuan.
1.
Fase kegembiraan
adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung
dari beberapa menit sampai beberapa jam. Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan
meliputi:
• Peningkatan ketegangan otot
• Peningkatan denyut jantung
• Perubahan warna kulit
• Aliran darah ke daerah genital
• Mulainya pelumasan Vagina
• Testis membengkak dan skrotum mengencang
2.
Fase plateau
adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan
yang terjadi dalam fase ini meliputi: • Fase kegembiraan meningkat
•
Peningkatan
pembengkakan dan perubahan warna vagina
•
Klitoris menjadi sangat sensitive
•
Testis
naik ke dalam skrotum
•
Adanya
peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung,dan tekanan darah
•
Meningkatnya
ketegangan otot dan terjadi kejang otot
3.
Fase orgasme
adalah puncak dari siklus respons seksual, dan
merupakanfase terpendek, hanya berlangsung beberapa detik. Fase ini
memilikikarakteristik seperti berikut:
•
Kontraksi
otot tak sadar
•
Memuncaknya
denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
•
Pada
wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama
•
Pada
pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuankekuatan ejakulasi
•
Perubahan
warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh
4.
fase resolusi
adalah ketika tubuh secara perlahan kembali ke
tingkat fisiologis normal. Fase resolusi ditandaidengan relaksasi,
keintiman,dan seringkali kelelahan. Sering kali perempuan tidak memerlukan
fase resolusi sebelum kembali ke aktivitasseksual dan kemudianorgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan
sebelum orgasme selanjutnya. Seiring pertambahan usia laki-laki, panjang dari
fase refraktori akan sering meningkat.
D.
Kehamilan Dan Seksualitas
Perubahan kehidupan seksual dapat terjadi karena
perubahan-perubahan yangterjadi secara fisik dan mental, khususnya pada istri
dan pasangan itu umumnya. Kondisi yang lemah dari istri seperti karena
mual-mual atau muntah, nafsu makanyang menurun akan membuatnya lemah dan
keinginan seksualnya menurun. Kadang-kadang walau suami mengajak, istri sering
menolak. Hanya bila suamimerasa senang dengan kehamilan itu, dia dapat
mengatasinya dengan baik.
Pada wanita yang tidak mengalami muntah atau mual yang
serius, makaaktivitas seksual tidak akan terganggu. Bahkan cukup banyak dari
mereka yang justru meningkat keinginan seksual serta frekuensi hubungan
seksnya karena merasa bahagia telah hamil. Suami-istri senang bersama-sama dan
ingin menikmatinya dalam kontak seksual yang sering.
Pada 3 bulan kedua, sekitar 80 persen wanita akan
meningkat doronganseksnya. Selain itu, mual atau muntah sudah hilang. Kesehatan
umumnya akanmeningkat. Perasaan senang karena hamil. Pada sebagian faktor lain
ialah terjadinya pembesaran payudara yang membuat daya tariknya meningkat.
Suami akan merasa lebih bergairah melihat istrinya yang payudaranya bertambah
besar serta bahagia karena istri telah hamil. Kedua faktor itu membuat
suami juga meningkat keinginan seksnya, sehingga pada sebagian besar pasangan
kontak seksual akan jauh lebih sering pada periode ini.
Pada 3 bulan ketiga, beban kehamilan itu sudah memberati
si Ibu. Banyak wanita yang jadi susah makan. Juga banyak keringat yang
membuatnya tidak bersih, sehingga daya tariknya pun menurun. Selain
itu pada kehamilan yang mulai tua, akan timbul peningkatan cairan tubuh. Hampir
semua badan letih atau bengkak. Air ditahan dalam badan. Akibatnya, cairan
vagina juga bertambah. Ada terasa licin yang mengganggu sehingga kontak seksual
menjadi kurang memuaskan.
Pada pasangan-pasangan yang saling mencintai akan senang
akan kehamilanitu, pertambahan cairan vagina tak akan mengganggu. Tetapi pada
orang-orangyang sangat mendambakan kenikmatan seksual, apalagi bila ada konflik
suami-istri, maka kondisi itu dapat menjadi biang keladi kekurang puasan sampai
padahubungan seks luar nikah. Bila percekcokan atau hubungan diluar nikah
sampaiterjadi, maka perlu dicari penyebabnya. Apakah pribadi suami
yangmengakibatkan pertambahan cairan vagina sebagai gara-gara atau ada
konflik diantara mereka.
Pada sebagian wanita hamil berat, maka kontak seksual
dirasakan ancamanterhadap kehamilan. Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun
kearah vagina,maka penis suami dapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang
berat ke leher rahim akan membuat seluruh rahim bergerak seolah-seolah mau
melahirkan.Bahkan ada yang bisa gugur. Timbul kontraksi rahim yang kuat. Kadang
adadarah, ancaman keguguran menjadi kekhawatiran. Karenanya sebagaian wanitamenolak
melakukan hubungan seksual pada akhir-akhir kehamilan.
Pada kondisi dimana keguguran sering terjadi, maka
sepantasnyalah hubunganseks dilakukan dengan berhati-hati. Bila keguguran telah
sering terjadi dankehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya 3
bulan pertamadilarang atau berhenti melakukan hubungan seks.
Sesudah 3 bulan pertama lewat, hubungan seks dapat
dicoba kembali dengansangat hati-hati sehingga penis diharapkan tidak membentur
daerah rahim. Namun bila terasa sakit atau keluar darah, maka sebaiknya
senggama dihentikan.Demikian juga pada akhir-akhir kehamilan. Benturan yang
terlalu keras dari penisterutama ke daerah rahim, akan membuat kontraksi rahim
sangat kuat seperti akanmelahirkan. Ini membuat si Ibu ketakutan dan kesakitan.
Dalam keadaandemikian hubungan seks harus dilakukan hati-hati dan jangan sampai
didorongkuat-kuat. Dengan demikian penis tidak terlalu jauh masuk ke dalam
namundiharapkan keduanya masih bisa mencapai kepuasan.
Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit.
Ada suami yang sudahterbiasa kuat-kuat dengan harapan istri akan lebih puas
padahal justru bahaya jadi mengancam. Kemungkinan juga karena keduanya sudah
terangsang tinggi, makasecara otomatis dan tanpa sadar mendorong
sekuat-kuatnya. Akibatnya timbul benturan penis dengan leher rahim. Inipun
akan mengancam keguguran
E.
Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas
Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara
lain:
1.
Ketidak-tahuan
mengenai Seks
Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui
dimana letak klitorisnya sendiri. Sebuah hal yang sebenarnya sangat
penting tetapi tidak diketahui oleh banyak orang. Masalah ketidaktahuan
terhadap seks sudah betul-betul merakyat. Ini berpangkal dari kurangnya
pendidikan seks yangsebagian besar dari antara masyarakat tidak memperolehnya
pada wakturemaja. Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas
informasi, bukan pendidikan. Itu terjadi karena mereka tidak
mendapatkan pendidikan seks di sekolah atau lembaga formal lainnya.
Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari
berbagaimedia. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal
sekskepada anak-anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan
anak-anaknya tidur dalam satu kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipunsama-sama
perempuan atau laki-laki. Demikian halnya denganmenghindarkan anak-anaknya
mandi bersama keluarga atau juga teman-temannya.
Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya
soal seks.Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan
sesuaidengan usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut membekali
dirinyadengan pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih lagi,
perubahanfisik dan emosi anak akan terjadi pada usia 13 – 15 tahun pada pria
dan 12 – 14 tahun pada wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertas
yaitumasa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu
pula,mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak serta
penuhkeingintahuan dan petualangan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk
mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak di antara merekatidak
menyadari beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat
menjerumuskan. Rasa ingin tahu para remaja kadang-kadangkurang disertai
pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Itu pun
terjadi akibat kurangnya kontrol orang tua danminimnya pendidikan seks dari
sekolah atau lembaga formal lainnya..
2.
Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan
pada jaman ini dalam melakukan hubungan seks. Apalagi dengan
meningkatnyatuntutan hidup, sang wanita harus ikut bekerja di luar rumah
demimencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada waktu suami istri pulang darikerja,
mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang sedang lelah jarangmerasakan bahwa
hubungan seks menarik minat. Akhirnya merekamemilih untuk tidur. Kelelahan bisa
menyebabkan bertambahnya usahayang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan lawan
jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang akhirnya bisa memadamkan
gairah seks.
3.Konflik
Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak
yang berwujud sebagai perang terbuka atau tidak mau berbicara sama
sekalisatu sama lain. Konflik menjadi kendala hubungan emosional mereka.Bahkan
ini bisa menggeser proses foreplay. Pasangan dapat
mempertajam perselisihan mereka dengan menghindari seks atau
mengeluarkanungkapan negatif atau membandingkan dengan orang lain, yang
sangatmelukai perasaan pasangannya. Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan
bisa menyebabkan sejumlah masalah seksual antara lainmasalah ereksi, hilang
gairah atau sengaja menahan diri untuk tidak bercinta. Perbedaan
antara satu orang dan lainnya biasanya tidak baik dantidak juga buruk. Jadi
haruslah dipandang hanya sebagai perbedaan.Kemarahan, ketegangan atau perasaan
kesal akan selalu menghambatgairah seks.
4.Kebosanan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam,
seks bisadianggap seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum
tidur sering menjadi berlebihan sampai ke suatu titik yang membosankan.
Yangmendasari rasa bosan itu adalah kemarahan yang disadari atau
tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita
olehkebanyakan pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-tahun.Sebagian
pasangan yang sudah hidup bersama untuk jangka waktu yanglama merasa kehilangan
getaran kenikmatan yang datang ketikamelakukan hubungan seks dengan pasangan
yang baru. Orang demikianmelihat rayuan penguat ego, dibandingkan bila
bersenggama dengan mitra baru.
F.
Seksualitas Dalam Proses Keperawatan
1.
Pengkajian
katagori :
• klien menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan,
dll, atauPMS
• klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang
kemungkinandapat mempengaruhi fungsi
seksualnya
• klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual
Pengkajian seksual mencakup:
1.Riwayat Kesehatan Seksual
• pertanyaan masa lalu atau tidak mengetahui apakahklien
mempunyai masalah kekhawatiran seksual.
2.Pengkajian Fisik
• inspeksi dan
palpasi
3.Identfkasi klien yang beresiko
Misalnya :
• adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh
akibattrauma, dll
• riwayat pnganiayaan seksual.
• kondisi yang tidak menyenangkan
• terapi medikasi spesifik yang dapat
menyenangkanmasalah seksual.
• gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen
•konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi
denganaturan religi
2.Diagnosa
Keperawatana.
a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d):
•Ketakutan kehamilan
•Efek antihipertensi
•Depresi perpisahan dengan perceraian
b.Disfungsi seksual b.d:
•cedera medulla spinalis
•penyakit kronis
•nyeri
•ansietas mengenai penempatan di RS
c.Gangguan Citra tubuh b.d
•efek masektomi
•disfungsi seksual
•perubahan pasca persalinan
d.Ganguan harga diri b.d
•kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan
infrak miokardium
•pola penganiayan ketika masih kecil
3.Perencanaan
Tujuan yang dicapai mencakup :
•mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan
kesehatanseksual
•meningkatkan pengtahuan seksualitas dan kesehatan
•mencegah PMS
•mecegah kehamilan yang tidak diinginkan
•meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
•memperbaiki konsep seksual diri
4.Implementasi
•Proses kesehatan seksual
•perawat : keterampilan komuniksi yang baik
• topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan
faktor yang berhubungn
•Rujukan mungkin diperlukan
5.Evaluasi
•Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan
•Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah
harapanatau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan
•Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif dalam
artian penting.
teorinya siapa....? kok tdk ditulis....?
BalasHapus